Thursday, August 3, 2017

Munculnya ‘GRUP GAY PELAJAR’ di Kota Banjar, Salah Siapa?

Oleh : Kurniawan Hanif Naufal Abqary (Founder Komunitas Dakwah Muda)

Maraknya Grup Gay di kalangan pelajar di Kota Banjar sungguh sangat mengkhawatirkan, hal ini terindikasi dari menyebarnya hasil screen shoot Group Facebook yang berjudul “Gay SMP SMA Kota Banjar”. Grup Gay tersebut beberapa waktu lalu sudah sangat marak diperbincangkan dan semakin mengkhawatirkan, terlebih di kalangan pelajar di Kota Banjar.

Bagi saya, hal ini jelas sangat mencoreng nama Kota Banjar yang notabenenya menjunjung sebuah Visi yang amat luar biasa, yakni menjadikan Kota Banjar yang berlandaskan Iman dan Taqwa. Seharusnya visi ini teremplementasi dalam aktivitas kehidupan di tengah-tengah masyarakat Kota Banjar khususnya. Namun, justru fakta menunjukkan hal lain. Munculnya kasus Grup Gay di Kota Banjar di kalangan pelajar sekali lagi membuktikan bahwa terwujudnya visi Kota Banjar belum terealisasi secara nyata.

Semua hal tadi terjadi tentulah pasti ada yang keliru yang terpangkal dari cara pandang dan paradigma yang salah. Sehingga, menjadi sebuah kewajaran ketika berbagai macam persoalan menerpa kehidupan manusia hari ini, terkhususnya kehidupan remaja generasi muda yang semakin bebas merajalela tanpa batas.

Gaya hidup yang liberal merupakan musuh utama yang lahir dari cara pandang hidup yang sekularis, akhirnya melahirkan gaya hidup yang bebas semakin mendapat perlakuan yang wajar di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenanya, sistem kehidupan sekularisme menjadi pangkal persoalan utama yang menjadikan pelajar, generasi muda dan remaja yang rusak serta jauh dari nilai – nilai tuntunan Islam.

Disisi lain, hari ini aktivitas dan seruan dakwah yang dilakukan justru mendapat tempat dan respon yang sangat minim bahkan cenderung negatif. Terlebih kemudian munculnya opini yang menjelaskan bahwa cikal bakal lahirnya terorisme dan radikalisme justru dari tempat dimana ilmu dan tsaqofah islam didapatkan. Pengajian-pengajian remaja, organisasi ROHIS dan kegiatan remaja masjid lainnya menjadi sasaran empuk pengopinian dan gambaran negatif kegiatan keislaman yang sebenarnya sungguh-sungguh serius mengkaji Islam.

Tak heran akhirnya, organisasi dan aktivitas kajian islam yang berupaya menyerukan perubahan ke arah tuntunan Islam yang lebih baik justru digambarkan sebagai sesuatu yang menyeramkan, menakutkan dan bahkan wajib diwaspadai keberadaannya. Padahal anehnya di sisi lain, begitu banyak kegiatan dan aktivitas yang jauh dari nilai-nilai tuntunan Islam malah diberikan perhatian yang khusus, didukung dengan penuh dan mendapat tempat yang layak.

Maraknya kasus Grup Gay di kalangan pelajar di Kota Banjar tentu merupakan bagian dari permasalahan yang mesti dituntaskan dengan segera. Setidaknya ada tiga peran yang harus diperhatikan oleh kita untuk mengatasi berbagai permasalahan, khususnya Grup Gay Kota Banjar yang meresahkan ini.

Pertama, peran individu dan keluarga. Hal ini diwujudkan dengan mengoptimalkan pendidikan aqidah Islam dan ilmu-ilmu agama sebagai benteng atau pondasi utama. Allah SWT di dalam QS. At-Tahrim ayat 6 memerintahkan kita untuk senantiasa menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka.

Kedua, peran masyarakat/lingkungan. Hal ini diwujudkan dengan adanya aktivitas amar ma’ruf nahi munkar atau dalam kata lain ada upaya saling mengingatkan di dalam kebaikan dan mencegah dari kemungkaran (QS. Al-Ashr : 1-3). Faktor lingkungan sangat penting untuk diperhatikan karena justru aktivitas para pelajar dan remaja banyak dihabiskan di dalam lingkungan pergaulannya. Dari sinilah kewajiban dakwah itu menjadi sangat penting. Mengajak masyarakat untuk memahami islam dan kembali kepada islam, menerangkan hikmah adanya aktivitas dakwah dan akibat ketika meninggalkan dakwah (QS. Al-Anfal : 25).

Ketiga, peran negara. Permasalahan dan problematika yang terjadi dikalangan remaja atau pelajar hari ini adalah salah satu buah dari sistem sekularisme kapitalisme yang menjerat negeri ini. Artinya kasus terbongkarnya Grup Gay Kota Banjar di kalangan pelajar yang semakin meresahkan ini atau pergaulan remaja yang semakin gila ini adalah bagian dari dampak sistemik aturan negara yang ada. Oleh karenanya, cara untuk mengantisipasinya pun harus melalui jalur yang sistemik pula. Disinilah peran negara sangat berpengaruh dalam menghilangkan segala kemaksiatan yang ada.

"Allah menghilangkan kemaksiatan dengan kekuasaan apa-apa yang tidak bisa dihilangkan dengan Alqur'an" (Khalifah Utsman Bin Affan).

"Sesungguhnya kekuasaan dan agama seperti saudara kembar. Agama adalah pondasinya, kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tiada pondasinya pasti hancur dan segala sesuatu yang tiada penjaganya pasti hilang" (Imam Al Ghozali).

Dua ungkapan diatas sangat cukup untuk menunjukkan betapa urgennya peran sebuah negara yang menjalankan dan menerapkan islam sebagai penyelamat sekaligus perisai utama ummat dari serangan dan serbuan berbagai persoalan yang menerpa generasi mudanya sebagai aset berharga negara. Oleh karena ketiadaan peran negara inilah akhirnya mengakibatkan munculnya kerusakan dimana-mana mulai dari kerusakan individu, masyarakat hingga permasalahan negara.

Sungguh hanya dengan Islam potensi remaja dan generasi muda yang luar biasa akan menjadi maksimal dan produktif. Bahkan keberhasilan dakwah Islam dan kebangkitan peradaban Islam dahulu, semuanya tidak terlepas dari peran generasi muda. Banyak bukti nyata dalam sejarah peradaban Islam yang menjelaskan berbagai macam prestasi gemilang para generasi muda Islam, semuanya terjadi ketika Islam diterapkan dan menjadi sebuah aturan negara. Penerapan Islam akan mendorong terwujudnya berbagai kemashlahatan dan menjauhkan berbagai kemafsadatan (kerusakan).

Inilah esensi dari pentingnya islam diterapkan dalam kehidupan karena akan terwujudnya Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Namun jangan heran, ketika negeri ini jauh dari islam bahkan menjauhinya, maka status negeri inin dalam kungkungan darurat pergaulan bebas yang dilakukan oleh para generasi mudanya akan nampak semakin jelas dihadapan kita.


Semoga di tangan, bahu serta gerak langkah kaki kitalah Allah SWT memberikan pertolongannya atas berbagai macam persoalan yang terjadi, agar teraih kemashlahatan di dunia dan di akhirat nanti. Sehingga menjadikan negeri ini dan bumi ini dipenuhi dengan limpahan keberkahan adalah sesuatu yang nyata akan terasa. Wallaahu ‘alam.

No comments:

Post a Comment