Monday, October 5, 2015

‘Perbaiki dulu diri Anda sendiri, keluarga Anda, masyarakat Anda, Niscaya Negara akan aman sejahtera


1. Sering sekali kita mendengarkan orang berkomentar | ‘Perbaiki dulu diri Anda sendiri, keluarga Anda, masyarakat Anda‘ | ‘Niscaya Negara akan aman sejahtera

2. Saya juga pernah diskusi dengan seseorang yang mengatakan | Itu adalah percakapan seorang ulama

3. Tulisan ini bukan bentuk ketidak-ta’dziman saya terhadap ulama | apalagi mendeskritkan pendapatnya

4. Ini hanya sebuah kritik karena Ulama juga tidak ma’shum | Ia bisa salah | Bahkan bisa berdosa jika melanggar Syariat | Jadi perkataan ulama juga masih bisa keliru | Bahkan ada juga yang terjerumus dan menyandang predikat Ulama Su’ | Naudzubillah min dzalik

5. Mereka, Ulama Su’ layaknya penghianat di Medan Pertempuran | Karena dengan paham kotornya bisa merusak Aqidah umat | Bahkan menyesatkan Umat dari jalan Allah | Tsumma Naudzubillah

6. Oke, kita kembali ke pendapat ‘Perbaiki dulu diri Anda sendiri, keluarga Anda, masyarakat Anda‘ ‘Niscaya Negara akan aman sejahtera

7. Ungakapan itu sering sekali didengung-dengungkan dalam setiap ceramah | Termasuk nasehat-nashat dan khutbah Jumat

8. Kesalahan dari ungkapan ini adalah | Menilai masyarakat sebagai kumpulan dari individu-individu | Hidup bersama | dan menempati suatu tempat

9. Dan itu definisi yang lahir dari banyaknya pemahaman yang tersebar luas

10. Definisi itu pula yang disuguhkan di sekolah-sekolah | Pada mata pelajaran IPS atau Sosial

11. Dimana dalam buku Sosial itu juga dikatakan | Manusia berasal dari kera

12. Bisa lihat sebagian penyesatan pemahaman yang diajarkan di sekolah pada postingan saya berjudul ‘LIAR’

13. Dari definisi itu | Melahirkan ungkapan bahwa jika ingin menyadarkan umat/masyarakat maka perbaiki dulu Individunya | Perbaiki dului Akhlaknya

14. Menurut kitab at-Takatul Hizbiy | Kitab yang dikaji di Hizbut Tahrir | Karangan mujtahid mutlaq, Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani | Masyarakat adalah suatu kesatuan yang terdiri dari manusia, pemikiran, perasaan dan peraturan | Halaman 27 terjemah (bahasa Indonesia)

15. Dari definis tersebut maka dapat disimpulkan | Jika ingin merubah masyarakat maka bukan dari individunya saja | Tetapi juga dari pemikiran, perasaan dan peraturan (Negara)

16. Maka saya pernah mengatakan kepada teman diskusi saya waktu kuliah yang mengatakan | Jika kita baik, maka masyarakat akan baik, Negara juga akan baik | Saya katakan, maaf itu seperti mimpi di siang bolong | Kerena sudah sunnatullah ada baik ada buruk, ada surga dan neraka | Maka tidak bisa semua manusia akan menjadi baik atau seluruh Negara akan menjadi baik jika kita sudah baik | Saya orang baik, tidak mencuri, tidak berbuat dzolim, tapi teman satu kos saya tetap tidak sholat padahal sudah diingatkan

17. Dari sini dapat disimpulkan bahwa | Pribadi saya dan teman kos yang baik tidak cukup untuk merubah teman kos lainnya agar menjadi baik

18. Lalu? | Jika ingin membangkitkan umat Islam | Menyadarkannya kembali ke Islam | Apalagi untuk menerapkan Syariat Islam ditengah-tengah masyarakat | Akhlak saja tidak cukup

19. Disini pendapat yang mengatakan | Jika Akhlak individu baik, maka masyarakat akan baik dan Negara akan baik lagi sejahtera | Adalah pendapat keliru bahkan gagal

20. Kenapa? | Akhlak memang bagus untuk individu | Tapi jalan kebangkitan bukan lahir dari Akhlak semata 

21. Artinya, Akhlak memang perlu dijelaskan dan didakwahkan kepada masyarakat | Tapi kita harus sadar bahwa jalan kebangkitan tidak akan lahir dari memperbaiki Akhlak individu-individu

22. Bagaimana dengan ayat ini | Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar mempunyai akhlak yang agung |(TQS. al-Qalam [68]:4)

23. Ayat itu berkaitan dengan Akhlak pribadi Rosulullah | Hanya gambaran pribadi Rosulullah | Bukan sifat bagi masyarakat | Lihat penjelasan ayat ini di bawah point terakhir

24. Begitu juga pemahaman terhadap dua hadits yang sering digunakan | Sesungguhnya Allah mengutusku untuk menyempurnakan akhlak yang mulia | Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia

25. Dua hadits itu juga merupakan pembahasan tentang Akhlak atau pribadi Rosulullah | Bukan dari sifat masyarakat

26. Ada juga yang menyadarkan pemahaman atau definisi perubahana masyarakat melalu Akhlak yang lahir dari sebuah syair yang berbunyi | Sesungguhnya bangsa-bangsa itu ditentukan oleh akhlaknya | Jika mereka telah kehilangan akhlaknya maka merekapun akan sirna

27. Padahal umat atau bangsa-bangsa tidak lahir atau tegak karena akhlak, namun karena akidah yang dianutnya, pemi-kiran yang diembannya, dan peraturan yang diberlakukannya

28. Maka | Kehancuran masyarakat tidak lain adalah akibat dari rusaknya pemikiran, perasaan, dan peraturannya, bukan dari kerusakan (akhlak) manusia-manusianya. 

29. Untuk mem-perbaikinya tidak lain hanya dengan memperbaiki pemikiran, perasaan, dan peraturan yang ada

30. Itulah yang dikaji Hizbut Tahrir | Sehingga Hizbut Tahrir bukan tidak peduli dengan Akhlak | Tapi melalu definisi yang benar tentang masyarakat itulah Hizbut Tahrir berjuang membangkitkan Umat Islam

31. Lalu apakah Hizbut Tahrir tidak mempelajari Akhlak? | Ada banyak kitab yang akan dikaji di Hizbut Tahrir untuk merubah pemikiran dan perasaan seseorang sehingga akhlak mulia akan muncul

32. Saya punya teman mantan ketua anak Punk | Hidup di jalan | Membawahi puluhan anggota | Siap berbuat anarkis hanya sekali komando | Setelah ia tersentuh dakwah Hizbut Tahrir | Dia berpakaian bersih, rapi dan melepaskan segala atribut dan kebiasaan Punk-nya | Sholat, senyum, ramah kepada setiap orang | Mencari rizqi juga dari jalan yang halal | Akhlaknya baik sebagai muslim karena lemah lembut sesama tapi keras kepada Kafir Harby | Bahkan melihat fotonya waktu dulu saja ia merasa malu | Dia bertanya kepada saya | ‘lihat foto ini’ | Saya balas | ‘Untuk apa foto seperti itu masih disimpan?’ | ‘Apakah ada kebaikan darinya?’ | ‘Buang dan bakarlah foto itu’ | ‘Kasihan anak perempuan antum yang masih kecil jika melihat ayahnya yang dulu seperti itu’ | ‘Berikan pendidikan yang baik dan buatlah anak antum bangga’ | Ini percakapan waktu saya belum menikah | Jika ada kebaikan kenapa tidak disampaikan?

33. Itu hanya contoh bahwa dakwah Hizbut Tahrir juga bisa merubah individu untuk terus berbuat baik dan berakhlakul karimah

34. Jadi, kesimpulannya | Kebangkitan umat Islam apalagi jika yang dimaksud kebangkitan adalah kemenangan Umat Islam atas umat-umat yang lain | Bukan lahir dari perbaikan akhlak individu-individu | Tetapi juga pemikiran, perasaan dan aturan

35. Maka pendapatnya seharusnya adalah atau paling tidak menurut saya adalah | Jika Negara ini baik (menerapkan Syariat Islam) maka masyarakat akan baik dan tentu individu juga akan baik karena setiap tindakan pelanggaran seperti tidak sholat akan dikenai sanksi tegas hingga setiap individu sholat, amanah, jujur, berkata sopan dan berakhlak baik lainnya

#YukNgaji di Hizbut Tahrir untuk berjuang bersama membangkitkan Umat Islam dengan tegaknya Khilafah

.
.
.
.
Tafsir surat al-Qalam [68] ayat

Firman Allah: wa innaka la ‘alaa khuluqin ‘adhiim (“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”) 

al-‘Aufi meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas: “Sesungguhnya engkau benar-benar berada dalam agama yang agung, yakni Islam.”

Demikian juga yang dikatakan oleh Mujahid, Abu Malik, as-Suddi, dan ar-Rabi’ bin Anas. 

Demikian halnya yang dikatakan oleh adh-Dhahhak dan Ibnu Zaid. ‘Athiyah mengatakan: “Engkau benar-benar berada di dalam etika yang agung.” 

Ma’mar menceritakan dari Qatadah, ‘Aisyah pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw. maka ia menjawab: “Akhlak beliau adalah al-Qur’an.” 

Demikianlah hadits ringkas dari hadits yang cukup panjang. Dan itu berarti bahwa Nabi saw. menjadi percontohan al-Qur’an, baik dalam hal perintah, larangan, sebagai karakter sekaligus perangai beliau. 

Beliau berperangaikan al-Qur’an dan meninggalkan perangai yang beliau bawa sejak lahir. Apa pun yang diperintahkan al-Qur’an, maka beliau pasti akan mengerjakannya, dan apapun yang dilarangnya beliau pun pasti menghindarinya.

Dan itu disertai pula dengan apa yang diberikan Allah kepada beliau berupa akhlak yang sangat agung, yaitu rasa malu, pemurah, pemberani, pemberi maaf lagi sabar, serta semua akhlak mulia, sebagaimana yang ditegaskan di dalam kitab ash-shahihain dari Anas, dia berkata: “Aku pernah melayani Rasulullah saw. selama sepuluh tahun, selama itu pula beliau tidak pernah mengatakan: ‘Ah’, sama sekali kepadaku. Dan tidak juga beliau mengomentari sesuatu yang aku kerjakan dengan mengatakan: ‘Mengapa engkau mengerjakan itu?’ dan juga tentang sesuatu yang belum aku kerjakan, dengan mengatakan: ‘Mengapa engkau tidak mengerjakannya?’ Rasulullah saw. adalah orang yang paling baik akhlaknya. Beliau tidak pernah memakai kain bulu yang ditenun dan sutera. Tidak ada yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah saw. Dan aku tidak pernah mencium bau harum dan wangi-wangian yang lebih wangi dari keringat Rasulullah saw.

No comments:

Post a Comment