Oleh : Kurniawan Hanif Naufal Abqary (Founder Komunitas Dakwah Muda)
Maraknya Grup Gay di kalangan pelajar
di Kota Banjar sungguh sangat mengkhawatirkan, hal ini terindikasi dari menyebarnya
hasil screen shoot Group Facebook yang berjudul “Gay SMP SMA Kota Banjar”. Grup
Gay tersebut beberapa waktu lalu sudah sangat marak diperbincangkan dan semakin
mengkhawatirkan, terlebih di kalangan pelajar di Kota Banjar.
Bagi saya, hal ini jelas sangat
mencoreng nama Kota Banjar yang notabenenya menjunjung sebuah Visi yang amat
luar biasa, yakni menjadikan Kota Banjar yang berlandaskan Iman dan Taqwa.
Seharusnya visi ini teremplementasi dalam aktivitas kehidupan di tengah-tengah
masyarakat Kota Banjar khususnya. Namun, justru fakta menunjukkan hal lain. Munculnya
kasus Grup Gay di Kota Banjar di kalangan pelajar sekali lagi membuktikan bahwa
terwujudnya visi Kota Banjar belum terealisasi secara nyata.
Semua hal tadi terjadi tentulah
pasti ada yang keliru yang terpangkal dari cara pandang dan paradigma yang salah.
Sehingga, menjadi sebuah kewajaran ketika berbagai macam persoalan menerpa
kehidupan manusia hari ini, terkhususnya kehidupan remaja generasi muda yang
semakin bebas merajalela tanpa batas.
Gaya hidup yang liberal merupakan
musuh utama yang lahir dari cara pandang hidup yang sekularis, akhirnya melahirkan
gaya hidup yang bebas semakin mendapat perlakuan yang wajar di tengah-tengah
masyarakat. Oleh karenanya, sistem kehidupan sekularisme menjadi pangkal
persoalan utama yang menjadikan pelajar, generasi muda dan remaja yang rusak serta
jauh dari nilai – nilai tuntunan Islam.
Disisi lain, hari ini aktivitas
dan seruan dakwah yang dilakukan justru mendapat tempat dan respon yang sangat
minim bahkan cenderung negatif. Terlebih kemudian munculnya opini yang
menjelaskan bahwa cikal bakal lahirnya terorisme dan radikalisme justru dari
tempat dimana ilmu dan tsaqofah islam didapatkan. Pengajian-pengajian remaja,
organisasi ROHIS dan kegiatan remaja masjid lainnya menjadi sasaran empuk
pengopinian dan gambaran negatif kegiatan keislaman yang sebenarnya sungguh-sungguh
serius mengkaji Islam.
Tak heran akhirnya, organisasi
dan aktivitas kajian islam yang berupaya menyerukan perubahan ke arah tuntunan
Islam yang lebih baik justru digambarkan sebagai sesuatu yang menyeramkan,
menakutkan dan bahkan wajib diwaspadai keberadaannya. Padahal anehnya di sisi
lain, begitu banyak kegiatan dan aktivitas yang jauh dari nilai-nilai tuntunan
Islam malah diberikan perhatian yang khusus, didukung dengan penuh dan mendapat
tempat yang layak.
Maraknya kasus Grup Gay di
kalangan pelajar di Kota Banjar tentu merupakan bagian dari permasalahan yang
mesti dituntaskan dengan segera. Setidaknya ada tiga peran yang harus diperhatikan
oleh kita untuk mengatasi berbagai permasalahan, khususnya Grup Gay Kota Banjar
yang meresahkan ini.
Pertama, peran individu dan keluarga. Hal ini diwujudkan dengan
mengoptimalkan pendidikan aqidah Islam dan ilmu-ilmu agama sebagai benteng atau
pondasi utama. Allah SWT di dalam QS. At-Tahrim ayat 6 memerintahkan kita untuk
senantiasa menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka.
Kedua, peran masyarakat/lingkungan. Hal ini diwujudkan dengan
adanya aktivitas amar ma’ruf nahi munkar atau dalam kata lain ada upaya saling
mengingatkan di dalam kebaikan dan mencegah dari kemungkaran (QS. Al-Ashr :
1-3). Faktor lingkungan sangat penting untuk diperhatikan karena justru
aktivitas para pelajar dan remaja banyak dihabiskan di dalam lingkungan
pergaulannya. Dari sinilah kewajiban dakwah itu menjadi sangat penting.
Mengajak masyarakat untuk memahami islam dan kembali kepada islam, menerangkan
hikmah adanya aktivitas dakwah dan akibat ketika meninggalkan dakwah (QS.
Al-Anfal : 25).
Ketiga, peran negara. Permasalahan dan problematika yang terjadi
dikalangan remaja atau pelajar hari ini adalah salah satu buah dari sistem
sekularisme kapitalisme yang menjerat negeri ini. Artinya kasus terbongkarnya Grup
Gay Kota Banjar di kalangan pelajar yang semakin meresahkan ini atau pergaulan
remaja yang semakin gila ini adalah bagian dari dampak sistemik aturan negara
yang ada. Oleh karenanya, cara untuk mengantisipasinya pun harus melalui jalur
yang sistemik pula. Disinilah peran negara sangat berpengaruh dalam
menghilangkan segala kemaksiatan yang ada.
"Allah menghilangkan kemaksiatan dengan kekuasaan apa-apa yang
tidak bisa dihilangkan dengan Alqur'an" (Khalifah Utsman Bin Affan).
"Sesungguhnya kekuasaan dan agama seperti saudara kembar. Agama
adalah pondasinya, kekuasaan adalah penjaganya. Segala sesuatu yang tiada
pondasinya pasti hancur dan segala sesuatu yang tiada penjaganya pasti
hilang" (Imam Al Ghozali).
Dua ungkapan diatas sangat cukup
untuk menunjukkan betapa urgennya peran sebuah negara yang menjalankan dan
menerapkan islam sebagai penyelamat sekaligus perisai utama ummat dari serangan
dan serbuan berbagai persoalan yang menerpa generasi mudanya sebagai aset berharga
negara. Oleh karena ketiadaan peran negara inilah akhirnya mengakibatkan
munculnya kerusakan dimana-mana mulai dari kerusakan individu, masyarakat
hingga permasalahan negara.
Sungguh hanya dengan Islam
potensi remaja dan generasi muda yang luar biasa akan menjadi maksimal dan
produktif. Bahkan keberhasilan dakwah Islam dan kebangkitan peradaban Islam dahulu,
semuanya tidak terlepas dari peran generasi muda. Banyak bukti nyata dalam
sejarah peradaban Islam yang menjelaskan berbagai macam prestasi gemilang para
generasi muda Islam, semuanya terjadi ketika Islam diterapkan dan menjadi
sebuah aturan negara. Penerapan Islam akan mendorong terwujudnya berbagai
kemashlahatan dan menjauhkan berbagai kemafsadatan (kerusakan).
Inilah esensi dari pentingnya islam
diterapkan dalam kehidupan karena akan terwujudnya Islam Rahmatan Lil ‘Alamin. Namun
jangan heran, ketika negeri ini jauh dari islam bahkan menjauhinya, maka status
negeri inin dalam kungkungan darurat pergaulan bebas yang dilakukan oleh para
generasi mudanya akan nampak semakin jelas dihadapan kita.
Semoga di tangan, bahu serta
gerak langkah kaki kitalah Allah SWT memberikan pertolongannya atas berbagai
macam persoalan yang terjadi, agar teraih kemashlahatan di dunia dan di akhirat
nanti. Sehingga menjadikan negeri ini dan bumi ini dipenuhi dengan limpahan keberkahan
adalah sesuatu yang nyata akan terasa. Wallaahu ‘alam.
No comments:
Post a Comment