Monday, April 6, 2015

Saatnya Umat Islam Berfikir Politis!

Hingga hari ini (4 April 2015) Dalam 2 minggu terakhir, Yaman sudah menelan korban jiwa sebanyak 519 orang, korban luka-luka 1.700 orang. Dari korban jiwa 62 dan 30 terluka di antaranya adalah anak-anak.
Ok, wahabi vs syiah, siapa yang menang ? jawabnya adalah amerika dan Inggris. Siapapun yang akan menang, AS dan UK tidak rugi apa2, kecuali mereka telah menyiapkan / menunggu antek berikutnya yang akan menjadi penguasa Yaman, yang akan kemudian melayani kepentingan mereka, yaitu menjajah kawasan itu (tanpa rakyatnya tahu kalau mereka sedang dijajah).
Dari dulu, itu saja yang menjadi pola politik barat dan zionis, yaitu politik pecah belah. Politik ini adalah ciri manifestasi dari kepentingan politik luar negeri Negara2 neo imperialis (penjajah gaya baru), yang tumbuh dari ideologi kapitalisme, yaitu ideologi yang menjadikan kapital sebagai isu sentral di dalam kepala pemeluk ideologi itu. Memecah belah objek jajahan adalah senjata paling efisien untuk melumpuhkan negeri jajahan, dan sangat efektif untuk melindungi kelangsungan tujuan utama mereka, yaitu menguasai kekayaan alam negeri2 itu. Tidak usah berpanjang lebar, hal ini sudah terjadi di Indonesia sejak jaman penjajahan belanda dulu, yang kita kenal dengan devide at impera.
Maka bagi saya pribadi, berbicara suni-syiah adalah aib. Karena jika saya masuk ke pusaran isu suni-syiah, maka sama dengan saya menggadaikan intelektualitas saya, dan memakan isu-isu yang dilemparkan oleh para penjajah itu. Jika kita masuk ke pusaran itu, barat senang karena tujuannya tercapai. Memakan mentah-mentah isu yang dilempar media mainstream hari ini, adalah tidak ada bedanya dengan orang yang tidak berfikir, apa yang disuguhkan itulah yang dimakan.
Sudah saatnya kita berfikir bagaimana mewujudkan Islam seperti di zaman nabi, dan khulafaaur rasyidin (khilafah ala min hajin nubuwah I), di mana tidak ada syiah dan sunni. Karena seperti itu pulalah khilafah ala min hajinubuwah ke II nanti. Hanya ada 1 pemimpin islam, untuk seluruh muslim global. Di situlah Islam bangkit, bersatu, dan berjaya, melumpuhkan musuh-musuhnya, dan menebarkan rahmat bagi seluruh alam. Please tahan dulu keinginan untuk menghakimi saya, bukan saya tak paham suni syiah dan perbedaannya, saya mohon kita fokus ke tujuan utama, mewujudkan umat yang satu seperti jaman rosul. Jika kita fokus ke suni -syiah, maka itu adalah kemunduran, mungkin sama mundurnya dengan seseorang yang di hari ini masih menganggap HM Soeharto sebagai manusia Agung yang telah menjadi presiden yang hebat, atau seperti menggunakan cangkul ketika sudah punya traktor.
Asupan manusia ada 2 macam saja, yaitu apa yang ia makan, dan apa yang ia dapat dari inderanya. Umat Islam sudah faham ketika mau makan, harus memastikan apa yang ia makan adalah yang halal dan toyib. Setelah itu barulah makanan dicerna, dan memberikan manfaat bagi tubuhnya. yang tidak bermanfaat, akan dikeluarkan lewat alat2 ekskresi.
Sebagaimana makan, maka informasi yang di dengar, yang dilihat haruslah juga ditelaah. Bagaimana menelaahnya, akan saya coba bahas di bawah ini, sehingga kita bisa mendapatkan kesimpulan yang tepat, dan membuang mana2 yang sampah.
Berfikir politis adalah tingkatan berfikir tertinggi. Lebih tinggi dari berfikir Hukum, berfikir ilmiyah, berfikir sastra, lebih tinggi juga dari berfikir logis, apalagi dari sekedar berfikir filosofis (berkata bijak). Bahkan aktifitas memikirkan bagaimana caranya mengupas buah supaya anda bisa makan isinya, adalah belum termasuk ke dalam berfikir.
Untuk berfikir politis, kita memerlukan metoda Rasional yang cemerlang. Berfikir politis harus bersedia rumit dan memakan waktu, karena implikasinya adalah orang banyak, bisa satu bangsa, kaum, atau bahkan masyarakat dunia.
Untuk itu kita perlu membedah proses berfikir. Proses berfikir terjadi ketika ada 4 faktor yang terlibat. 1.Fakta yang di Indera, 2.indera, 3. otak, 4. Memori. Berkembang atau tidaknya pemikiran manusia, tergantung pada banyak sedikitnya fakta yang di indera, dan juga banyak sedikitnya informasi yang sudah ia simpan di memori. Maka tak heran anda akan menemukan seseorang lebih bijak daripada yang lain, ketika orang itu banyak pengalamannya, banyak pengetahuannya, dan banyak informasinya, menyimpulkan sesuatu ketika telah banyak fakta dari berbagai sudut pandang, dan menghukuminya (berkesimpulan) dengan dasar pengetahuan yang luas. Sebaliknya orang yang jumud adalah orang yang buntu pemikirannya, menyimpulkan dengan cepat dari sudut pandang yang sempit, tanpa memiliki fakta dan ilmu yang cukup, orang seperti ini cenderung tidak adil tentunya. Orang yang model terakhir ini, tidak heran jika kemudian mudah didoktrin. Karena pandangannya yang sempit, seperti (maaf) kuda yang dipasangi kacamata kuda. Dia tidak merdeka, dia cenderung menjadikan apa yang datang pertamakali padanya sebagai hukum, tanpa sebelumnya berfikir secara menyeluruh.
Contoh berfikir hukum, misal hukum tentang hubungan rakyat dengan penguasa.
Kasus 1, sekelompok orang diterangkan dalil tentang haramnya memberontak, karena memberontak adalah khowarij (anjing-anjing neraka), lalu tentang dalil yang menyuruh untuk bersabar ketika sedang dipimpin penguasa yang dzolim. Maka atas dasar dalil2 tersebut, terciptalah sekelompok orang yang bersifat murjiah (lalai) terhadap kondisi masyarakat yang berada di bawah pemimpin dzolim itu, mereka bahkan menafsirkan kata sabar sebagai sikap berdiam diri, no action, nerimo, pasrah, lebih mirip putus asa. Yang jadinya menasihati penguasa secara terang-terangan tidak, secara bersendirian pun tidak. Tanpa disadari, Keberadaan kelompok ini telah menjadi keuntungan bagi penguasa yang dzolim tsb. Dan pada faktanya, pemahaman seperti kasus inilah yang difahamkan oleh rezim-rezim represif yang menginginkan rezimnya tetap berkuasa dan membendung aspirasi rakyatnya yang mengoreksinya, yang dianggapnya sebagai ancaman.
kita bandingkan dengan kasus 2.
Kasus 2, mengkaji hubungan rakyat dengan penguasa, harus melihat dalil-dalil yang menyeluruh tentang hubungan tersebut. diantaranya:
1. Dalil tentang wajibnya menasihati penguasa
2. Dalil tentang jihad yang utama, yaitu mati karena menasihati penguasa
3. Dalil tentang keluarnya rosululloh bersama kaum muslimin dalam 2 shaf di bukit shofa mengajak orang mekah termasuk penguasanya untuk mengambil Islam,
4. Dalil tentang wajibnya menegakkan islam yang kaffah, beramar makruf nahyi munkar
5. Dalil tentang wajibnya tholabun nusroh, bahwa Rosululloh terus mendakwahi pemimpin-pemimpin kabilah (penguasa setempat) untuk mendukung Islam.
6. Dalil tentang sabar terhadap penguasa yang dzolim. Sabar dalam Islam adalah berteguh, konsisten, berjuang. Sifat tidak sabar dalam alquran adalah sebutan bagi orang yang keluar dari peperangan. Maka sabar tidak boleh ditafsirkan sebagai berpangku tangan dan pasrah. Sabar terhadap penguasa yang dzolim berarti adalah tetap sabar dalam menasihati penguasa tersebut.
Maka dari pengkajian dalil yang lebih luas mengenai hubungan rakyat-penguasa di kasus kedua ini akan melahirkan pemahaman yang lebih bijak, yang bermanifestasi kepada aktifitas yang bermanfaat bagi umat, pencerdasan umat terhadap bagaimana semestinya negeri islam dijalankan, dan mencari keridhoan Allah karena mengajak penguasa dan rakyat untuk lebih bertaqwa pada Allah.
Berfikir Politik.
Untuk berfikir politik, kita harus berfikir menyeluruh, melakukan penginderaan kepada perkembangan berita secara terus menerus, pengamatan yang teliti dan pengetahuan tentang ideologi-ideologi yang berpengaruh dan berkuasa di dunia saat ini. Tanpa pengetahuan tentang ideologi, kita akan terhanyut ke dalam pengaruh ideologi asing yang sedang melancarkan tujuan-tujuannya. Apalagi jika kita sendiri tidak memahami bagaimana islam dilihat dari sudut pandang ideologi.
Sebagai contoh, jika kita mau menelaah apa yang terjadi di timur tengah, khususnya Yaman yang tengah berkecamuk, maka kita lihat mana yang bijak dan mana yang bukan.
Kasus 1. fakta-faktanya
1. Ada Saudi Arabia membendung pemberontakkan Houti di Yaman
2. Saudi bersama 10 negara lainnya bersatu menyerang Houti
Lalu kita lihat memori/maklumat sabiqot yang berkaitan :
1. Saudi mewakili Sunni
2. Saudi adalah pelayan tamu-tamu haramain, negeri yang paling baik penerapan hukum islamnya.
3. Houti adalah kafir syiah
4. Syiah wajib diberantas karena kafir.
Kesimpulan : Saudi Pahlawan Suni, syiah harus di berantas
atau kasus 2. Fakta-faktanya :
1. Ada Saudi Arabia membendung pemberontakkan Houti di Yaman
2. Saudi bersama 10 negara lainnya bersatu menyerang Houti
3. Ada amerika di belakang Houti, juga di belakang Saudi
4. Ada Inggris di belakang kubu rezim Yaman dan ex rezim Yaman
Maklumatnya (fakta dan hasil pemikiran yang didapat sebelumnya) :
1. Dunia sedang dibawah cengkraman dominasi ideologi Kapitalis sekularistik, yang perannya dimainkan oleh Amerika, dan sekutunya, semua penguasa dan rezim yang muncul kepermukaan, harus sejalan dengan politik luarnegeri Amerika, jika tidak maka dilengserkan, termasuk di dunia Islam. Manifestasi dari politik luar negeri negara kapitalis, adalah imperialisme, atau penjajahan. Tujuan mereka tidak lain dari mengambil keuntungan yang menguntungkan politik dalam negerinya.
2. Tidak satupun dari penguasa negeri muslim yang berada di atas ideologi Islam. Penguasa2 itu sekarang bisa tetap berkuasa karena bukan merupakan ancaman bagi amerika, namun justru melayani kepentingan amerika, termasuk presiden indonesia, seperti halnya raja saudi arabia.
3. Penguasa Saudi Arabia adalah salah satu penguasa negeri muslim yang memiliki hubungan erat dengan Amerika dan inggris di berbagai bidang. Dari waktu ke waktu, kepentingan barat sangat berpengaruh di Saudi, terutama pengaruh Inggris dan Amerika, yang terus menerus menanamkan agen-agennya di dalam tubuh kerajaan, bahkan hingga masalah pertahanan negara. Semua ini dikondisikan oleh barat tidak lain untuk melancarkan kepentingan kapitalis, yaitu penguasaan energi.
4. Saudi Arabia bukanlah negara Islam yang menerapkan hukum Islam secara menyeluruh. tidak kemudian terdefinisikan menjadi negara Islam dengan hanya menerapkan hukum hadd, uqubat dan juga menggiatkan ubudiyah maghdoh pada rakyatnya. Tapi negara Islam yang benar dan ideologis, juga adalah negara Islam yang menjadikan ideologi Islam sebagai dasar bagi penerapan politik dalam negeri dan luar negeri. Semua harus bertujuan demi tegakknya ideologi Islam, menerapkan hukum Islam secara paripurna agar manusia beribadah secara total. Maka manifestasi dari politik luar negeri negara islam adalah Dakwah, dan Jihad (jihad ditempuh untuk mengeliminir hambatan dakwah). Lalainya Saudi Arabia dari kegiatan dakwah dan jihad selama ini menunjukkan bahwa politik luar negerinya bukan politik islam.
5. Jika dikatakan Saudi pernah menggiatkan jihad pengusiran Rusia dari afghanistan, itu sangat berkaitan dengan kepentingan Amerika untuk mengusir Rusia dari Afghanistan. Mujahidin dipersenjatai dan dilatih oleh Amerika. Hasilnya, rezim yang berkuasa di Afghanistan hingga kini adalah agen amerika.
6. Sikap Saudi terhadap kondisi Palestina dan suriahpun memperlihatkan sikap politik luar negeri yang tidak ada hubungannya dengan Islam.
7. Saudi dan negara-negara yang berporos kepada pemahaman salafy, berada di bawah politik pecah belah barat, yang memfokuskan ancaman dan musuh utama berada di syiah, bukan berada di barat.
8. Wahabisme dan shiah bukanlah ideologi. Yang menganggap wahabi dan syiah sedang berperang ideologi, adalah tidak memahami apa itu ideologi. Siapapun dia, yang percaya tuhan namun tidak menerapkan islam dengan kaffah (dari individu sampai masyarakat dan negara) adalah berideologi sekular. (no offense) Wahabi dan shiah yang sedang saling memerangi, sebenarnya sedang berperang demi keuntungan penguasa ideologi sekular itu sendiri.
9. Isu suni syiah dari zaman ke zaman adalah alat pecah belah, contoh, orang sunni wahabi meyakini Isis adalah syiah, karena berporos politik kepada baath mantan penguasa iraq. Sedangkan di sudut pandang yang lain, Isis adalah sempalan alqaeda, yang berarti berpemahaman salafy jihadi. Ini menunjukkan sunni syiah adalah isu yang dibangun, yang dibuat agar ditafsirkan dari sudutpandang masing-masing.
10. Begitu juga dengan Houti dan Saudi. Bagaimana bisa amerika berada sekaligus di belakang Houti, iran yang syiah dan Saudi yang sunni, ini membuktikan Amerika hanya sedang memainkan boneka-bonekanya. Mana yang menang tak penting baginya, yang penting rezim yang berkuasa adalah yang melayaninya.
Maka dengan fakta-fakta dan maklumat yang luas yang di dapat dari penginderaan dan pengamatan yang terus menerus, kita bisa melihat apa yang terjadi di Yaman dari gambar yang lebih besar. yang jika disimpulkan, maka apa yang dilakukan oleh Saudi kepada Yaman tidaklah berpengaruh kepada kemaslahatan umat islam global. Betul kalau dikatakan efektif memerangi syiah, namun apakah efektif untuk memenangkan kepentingan umat islam? apakah dengan terbendungnya Houti dan berlanjutnya rezim Hadi lalu kemudian aset umat Islam akan selamat dari tangan kapitalis? Lalu apa yang sedang dilakukan oleh saudi, apakah sedang menjadi pahlawan umat islam, atau pahlawan wahabi, ataukah pelayan Amerika?
HANYA DENGAN MENERIMA BROADCAST WA, SMS, BBM DAN BERITA MEDIA MAINSTREAM (YANG DIKUASAI KAPITALIS) TENTANG PEMBERITAAN SUNNI SYIAH, TIDAK MENJADIKAN ANDA SUDAH BERFIKIR SECARA POLITIS.
HANYA DENGAN MENGAJI DI JAMAAH YANG MEMBERI KELOMPONKNYA LABEL AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH, TIDAK MENJADIKAN ANDA LEBIH SUNNI DARI YANG LAIN. AHLUS SUNNAH WAL JAMAAH ADALAH SIFAT, BUKAN MEREK YANG HARUS DI KLAIM.
Sedang sejatinya Ahlusunnah waljamaah adalah terwujud ketika Muslim bersatu di bawah satu kepemimpinan untuk seluruh muslim global. Bagaimana anda mengklaim berjamaah sedangkan anda sedang berpecah-pecah? Ahlusunnah adalah sifat yang harus diwujudkan dengan perjuangan…
Sungguh saya miris melihat kaum muslim indonesia yang dibuat gegar, dan merespon thd fakta-fakta sempit yang dihembuskan di media dan social media, tanpa melihat fakta yang lebih luas, dan pengetahuan yang lebih mendalam. Karena dengan fakta sempit dan maklumat yang kuranglah, manusia masuk ke dalam doktrinasi.
Mari bersikap dan bertindak yang sikap dan tindakan itu membuahkan energi positif bagi persatuan umat Islam global, seperti yang akan terjadi di era Khilafah Ala Min Hajin Nubuwah. Jika anda bersikukuh untuk memegang fakta-fakta era mulkan jabriyan, dan bertindak dan berfikir sebagaimana manusia di jaman mulkan jabriyan, yang berpecah belah, yang tidak memahami musuh sebenarnya, yang lupa terhadap persatuan umat, maka itu adalah kemunduran pemikiran. Berfikir maju adalah bagaimana mewujudkan khilafah ala minhajin nubuwah, bukan khilafah ala minhajis sunni atau khilafah ala minhajis syiah.
Ajaran dan pemahaman sesat, akan habis diberangus kelak oleh Kholifah.. Jadi kita hanya perlu fokus pada upaya mengangkat seorang kholifah, dan upaya dan uslub yang menjadi asbabiyahnya sesuai tuntunan rosululloh. Allahua’lam. [www.dakwahmedia.com] / Oleh: Rahmawan Puspawijaya

No comments:

Post a Comment